Saya bukanlah seorang pendaki gunung, bukan juga seorang
petualang. Saya hanyalah seorang penikmat cerita-cerita petualangan. MUNGKIN
baru akan menjadi seorang petualang ataupun pendaki amatiran.
Sebuah buku yang secara tak sengaja saya temukan di
perpustakan kampus…
Berpetualang mendaki gunung merupakan sebuah pengalaman yang
mengasyikan. Indahnya pesona alam yang ditawarkan seakan menjadi hadiah bagi
para petualang..Namun sebelumnya, saya ingin flachback sejenak. Rasanya masih belum hilang dari ingatan saya,
nama Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Prof Widjajono Partowidagdo
yang meninggal dunia di Gunung Tambora pada bulan April 2012 lalu. Bagi saya peristiwa
itu akan selalu teringat ketika berbicara tentang pendaki gunung yang meninggal
dunia ketika melakukan pendakian.
Buku ini menceritakan
berbagai pengalaman yang dialami penulisnya, Wijaya bersaudara ketika mendaki
27 gunung. Gunung-gunung yang didaki ini tersebar di beberapa pulau wilayah
nusantara. Seperti Gunung Kerinci di Pulau Sumatra, Gunung Semeru di Pulau Jawa, Gunung Agung di Pulau Bali,
Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Gunung Lampobattang di Pulau Sulawesi, dan Gunung
Rinjani di Pulau Lombok. Setiap gunung
memiliki karakteristiknya sendiri. Mulai dari letak geografis, kondisi fisik
gunung (vulkanologi), sejarah, flora & fauna, tempat-tempat menarik. Dan yang paling penting informasi tentang
medan pendakian, waktu tempuh perjalanan, waktu tempuh pendakian ada dalam buku
ini. Selain itu juga, ada beberapa informasi-informasi yang sangat sangat
penting dan wajib diketahui, seperti beberapa larangan yang harus dipatuhi oleh
pendaki. Misalnya di Gunung Sindoro tidak boleh mendaki pada hari Wage.
Larangan mendaki juga berlaku untuk hari Selasa Kliwon.Pendaki dilarang mengenakan
perhisan dari batu merah. Wanita yang sedang haid pun dilarang mendaki. Ataupun
di Taman Nasional Gunung Gede – Pangrango yang melarang pendaki untuk membawa shampoo,
sabun dan sejenisnya, kemudian membuat api unggun dan membawa barang-barang
elektronika. Lain halnya dengan di Gunung Argopuro yang melarang pendaki untuk
berteriak karena akan mendatangkan badai. Dan masih banyak cerita-cerita
menarik lainnya. Pendek kata, setiap tempat
memiliki cerita!
Secara teknis saya ingin sedikit mengkritik kalimat yang
tertulis di cover buku ini, yakni Pengalaman
Pendakian 27 Gunung di Indonesia. Seharusnya 26 gunung yang berada di
Indonesia, karena 1 gunung lagi, yakni Gunung Kinabalu berada di wilayah
Malaysia. Secara keseluruhan buku ini sangat recommended bagi Anda yang hendak melakukan pendakian. Sebab buku
ini memuat banyak informasi berharga yang pasti akan sangat bermanfaat.
Selamat Mendaki Gunung !
No comments:
Post a Comment